Jumat, 08 Juli 2011

fitohormon


Cara Kerja Hormon Pada Tanaman
1.       Auksin
Cara kerja hormon Auksin adalah menginisiasi pemanjangan sel dan juga memacu protein tertentu yg ada di membran plasma sel tumbuhan untuk memompa ion H+ ke dinding sel. Ion H+ mengaktifkan enzim ter-tentu sehingga memutuskan beberapa ikatan silang hidrogen rantai molekul selulosa penyusun dinding sel. Sel tumbuhan kemudian memanjang akibat air yg masuk secara osmosis.
Kelebihan auksin akan sering mengakibatkan proliferasi akar.
Kekurangan auxin mengakibatkan tumbuhan akan tidak responsif terhadap arah datangnya sinar (tidak tumbuh ke arah sinar). Akibatnya, tumbuhan akan lebih cepat mati karena tidak dapat berfotosintesis dengan baik.

2.       Giberelin
Kerja giberelin adalah untuk memacu aktivitas enzim-enzim hidrolitik pada proses perkecambahan biji-biji serealia. Pada proses perkecambahan ini diperlukan suatu enzim yang mampu menghidrolisis pati menjadi gula.
Giberelin yang berdifusi ke lapisan aleuron, dan fitohormon tersebut memacu sel-sel aleuron untuk membuat enzim hidrolitik ( amilase, protease b glucase, fosfatase, dan lain-lain ). Enzim-enzim hidrolitik tersebut kemudian berdifusi ke endosperm dan merubah molekul-molekul makro yang disimpan di endosperm menjadi gula, asam-asam amino, nukleotida, dan lain-lain. Zat-zat inilah yang kemudian berperan menjamin pertumbuhan dari embrio biji tersebut.
Kelebihan dan kekurangan giberelin
- pembungaan terganggu, pematangan buah terganggu
- buah berukuran lebih kecil
- kekerdilan pada tanaman
- pertumbuhan dan perkembangan tanaman terhambat

3.       Sitokinin
Kerja Sitokinin yaitu dapat meningkatkan pembelahan, pertumbuhan dan perkembangan kultur sel tanaman. Sitokinin juga dapat menunda penuaan daun, bunga, dan buah dengan cara mengontrol dengan baik proses kemunduran yg menyebabkan kematian sel-sel tanaman. Hormon Sitokinin diproduksi pada akar.
Sitokinin sering juga disebut dengan kinin, merupakan nama generik untuk substansi pertumbuhan yang khususnya merangsang pembelahan sel (sitokinesis). Kinin disintesis dalam akar muda, biji dan buah yang belum masak dan jaringan pemberi makan (misalnya endosperm cair). 
Kelebihan sitokin akan mempercepat pembelahan sel.

4.       Etilen
Kerja Etilen mampu memecahkan klorofil pada buah yang masih muda hingga mengakibatkan merah atau orange, karna klorofil telah tereduksi oleh gas etilen.
Akibat kelebihan etilen akan menghalangi pertumbuhan tanaman (menghambat pemanjangan tanaman).

5.       Asam Absisat
Cara kerja asam absisat : tumbuhan menghasilkan ABA untuk maturasi biji dan menjaga biji agar berkecambah di musim yang diinginkan. ABA juga sangat penting untuk menghadapi kondisi lingkungan yang "mencekam" seperti kekeringan. Hormon ini dapat menutup stomata pada daun dengan menurunkan tekanan osmotik dalam sel dan menyebabkan sel turgor. Akibatnya, kehilangan cairan tanaman yang disebabkan oleh transpirasi melalui stomata dapat dicegah. ABA juga mencegah kehilangan air dari tanaman dengan membentuk lapisan epikutikula atau lapisan lilin.
Selain itu, ABA juga dapat menstimulasi pengambilan air melalui akar. Selain untuk menghadapi kekeringan, ABA juga berfungsi dalam menghadapi lingkungan dengan suhu rendah dan kadar garam atau salinitas yang tinggi. Peningkatan konsentrasi ABA pada daun dapat diinduksi oleh konsentrasi garam yang tinggi pada akar. Dalam menghadapi musim dingin, ABA akan menghentikan pertumbuhan primer dan sekunder Hormon yang dihasilkan pada tunas terminal ini akan memperlambat pertumbuhan dan memicu perkembangan primordia daun menjadi sisik yang berfungsi melindungi tunas dorman selama musim dingin. ABA juga akan menghambat pembelahan sel kambium pembuluh.
Kelebihan asam absisat akan mengakibatkan tumbuhan menjadi kerdil.
Kekurangan asam absisat akan membuat tumbuhan cepat mengalami kekeringan.

6.       Asam Traumalin
Cara kerja asam traumalin
Asam traumalin merupakan hormon hipotetik, yaitu gabungan beberapa aktivitas hormon yang ada (auksin, giberelin, sitokinin, etilen, dan asam absisat). Apabila tumbuhan mengalami luka atau perlukaan karena gangguan fisik, maka akan segera terbentuk kambium gabus. Pembentukan kambium gabus itu terjadi karena adanya pengaruh hormon luka (asam traumalin). Sebenarnya, peristiwa ini merupakan hasil kerja sama antarhormon pada tumbuhan yang disebut restitusi (regenerasi). Awalnya, luka pada tumbuhan akan memacu pengeluaran hormon luka yang kemudian merangsang pembentukan kambium gabus. Pembentukan kambium gabus dilakukan oleh hormon giberelin. Selanjutnya, karena pengaruh hormon sitokinin, terbentuklah sel-sel baru yang akan membentuk jaringan penutup luka yang disebut kalus.
Kekurangan asam traumalin menyebabkan tanaman sulit untuk beregenerasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut